Dan, pada 18 April 2017 atau sehari jelang hari pencoblosan, terjadi bentrokan antara massa FPI dengan anggota GP Ansor di Kramat Lontar, Jakarta Pusat. Dan, pada hari yang bersamaan ribuan massa GP Ansor dari berbagai daerah telah berkumpul di Jakarta untuk menggelar Apel Kebangsaan dan Kemah Kemanusiaan di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta.
Pertanyaannya, kenapa Ansor memilih waktu hajatannya bertepatan dengan pelaksanaan pencoblosan Pilgub DKI 2017?. Dan, kenapa Ansor memilih Jakarta yang saat itu tengah memanas sebagai lokasi kegiatannya?
Baca juga: Inikah Pola PKI yang Di Jiplak Ahoker
Dalam kacamata proxy war atau perang boneka atau dalam bahasa Jawa ‘nabok nyilih tangan”, saat ini FPI merupakan “boneka” yang sangat ideal untuk dibenturkan. Pertama, FPI memiliki pemimpin yang dipandang kharismatik oleh anggotanya. Kedua, anggota FPI dikenal militan. Ketiga, saat ini FPI mempu menyedot dukungan dari berbagai kelompok Islam lainnya. Dan, bisa dikatakan, saat ini FPI telah menjadi kutub tersendiri dalam peta kekuatan politik nasional.
Saat ini pun FPI tengah diterpa kasus chat mesum yang menyeret pimpinan FPI, Rizieq Shihab, diduga sebagai pelakunya. Tentu saja, kasus ini mendapat penyangkalan dan dianggap sebagai bentuk kriminalisasi oleh anggota FPI dan pendukungnya. Kasus chat mesum ini tentu saja berdampak pada menguatnya militasi anggota FPI dan meningkatkan solidaritas kepada FPI. Karenanya, bisa dikatakan, kasus chat mesem sebagai upaya pengkondisian untuk menguatkan salah satu pihak yang dibenturkan.
Tetapi, apapun itu, proxy war yang semakin jelas ini akan merongrong Jokowi sebagai sasaran antaranya. Selanjutnya, proxi war akan disasarkan kepada NKRI.
Artikel tentang FPI Vs GMBI
http://www.kompasiana.com/gatotswandito/aneh-kapolda-jabar-bisa-kecolongan-bentrok-fpi-dan-gmbi_5878bd14537a61410917cd82
Artikel tentang "intel" yang disusupkan dalam Aksi FPI
http://www.kompasiana.com/gatotswandito/intel-polisi-kok-culun-begini_55d7ef7f5b7b613710f6ebae