Selain itu, musik juga menciptakan ruang aman bagi individu untuk mengekspresikan identitas gender mereka. Dalam banyak kebudayaan, terutama yang patriarkis, individu yang tidak mengikuti norma gender sering kali mengalami stigmatisasi. Namun, melalui musik, mereka menemukan cara untuk menyuarakan pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi. Komunitas seperti LGBTQIA+ menggunakan musik sebagai sarana untuk pendidikan, penggalangan dukungan, dan visibilitas, memperjuangkan kesetaraan hak dan penerimaan di dalam masyarakat yang lebih luas.
Di beberapa negara, festival musik feminisme dan acara-acara serupa menjadi platform yang menggabungkan hiburan dan aktivisme. Acara ini tidak hanya menampilkan artis perempuan tetapi juga menggali lebih dalam isu-isu kesetaraan gender dengan diskusi dan lokakarya. Melalui interaksi langsung antara pengunjung dan performer, kesadaran tentang pentingnya solidaritas dalam perjuangan politik diperkuat.
Dalam konteks global, genre musik tertentu seperti hip-hop dan punk rock telah menjadi arena di mana isu-isu feminisme dan kesetaraan gender dibahas secara terbuka. Musisi dalam genre ini sering kali menantang norma-norma gender melalui konten lirik mereka dan sikap yang mereka tampilkan, menjadikan musik sebagai kendaraan yang kuat untuk perubahan sosial.