Tampang

Kejahatan Jokowi dalam Perspektif Hasto versus Rocky Gerung

4 Apr 2024 20:46 wib. 833
0 0
syahganda

Meskipun banyak orang orang yang mengkritik atau bahkan menghina Jokowi, terutama dari kalangan aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sepanjang Jokowi berkuasa, namun hanya Hasto dan Rocky lah yang melakukan suatu kecaman level tertinggi.

Perbedaan Perspektif

Meski Hasto dan Rocky melakukan serangan dahsyat atas Jokowi, namun keduanya mempunyai perspektif yang berbeda. Pertama, Hasto melakukan serangan terhadap Jokowi karena adanya pengkhianatan Jokowi terhadap partai PDIP. Hal ini dapat dianalisa dari sikap PDIP yang tidak melakukan kritik atas Jokowi pada saat Jokowi sudah melakukan pelencengan praktik kekuasaan. Jika Hasto mengatakan bahwa Jokowi setara dengan Suharto, maka analisa itu mempunyai konsekwensi bahwa tindakan pelencengan yang dilakukan Jokowi telah berlangsung lama, bukan hanya beberapa bulan terakhir ini.

Pernyataan Hasto bahwa PDIP khilaf dalam mendukung Gibran di Solo karena silau dengan Jokowi, menunjukkan kurang pekanya PDIP atas fakta-fakta yang dikritisi dikemudian hari. Seperti, mengatakan bahwa ternyata keberhasilan Jokowi ditopang utang negara menganga begitu besar. Begitu pula ketika Hasto menunjukkan praktik-praktik "Solonisasi" pejabat negara, seperti pengangkatan KSAU, seolah-olah hal baru. Padahal Hasto tahu itu aroma KKN yang sudah berlangsung lama.

Rocky, sebaliknya, menyerang Jokowi konsisten sebagai oposan dalam perspektif pemikiran akal sehat. Kritik Rocky tentang isu Jokowi 3 periode, "perampokan" tambang-tambang nikel, mafia minyak goreng langka, penghancuran demokrasi, tuduhan Munarman teroris, dan UU Omnibus law penindas buruh dilakukan dalam kerangka membangun keseimbangan nasional, di mana kaum oposisi perlu mengkoreksi jalannya kehidupan bernegara. Apalagi ketika parpol dan DPR hampir semua menjadi bagian kekuasaan Jokowi.

Dalam kasus Munarman yang dituduh teroris, Rocky, misalnya, mengetengahkan bahwa diskusi Kilafah bukanlah teroris. Menurutnya Munarman dapat dikategorikan brutal, namun kemudian bertransisi menjadi pembawa FPI sebagai gerakan sosial. Rocky malah menuduh istana "memelihara" Musuh dalam selimut dengan isu-isu terorisme. Sebuah penyakit lama.

Dalam permisalan yang lain, Rocky menyampaikan apresiasi terbuka kepada Megawati ketika Mega tidak menyetujui rencana Jokowi atau pendukungnya pada isu perpanjangan jabatan maupun presiden 3 periode. Ini sebuah sikap Rocky yang adil. Padahal diketahui bahwa saat itu PDIP sejatinya tulang punggung kekuasaan Jokowi.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Rujak Bali
0 Suka, 0 Komentar, 23 Jul 2024

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?