Jenderal Ahmad Yani merupakan sosok yang sangat dekat dengan Presiden Soekarno dan memiliki peran penting dalam sejarah militer Indonesia. Kedekatannya dengan Soekarno justru menjadikannya korban dalam gerakan 30 September, yang diduga terjadi karena isu kudeta pemerintahan Soekarno.
Ahmad Yani lahir pada 19 Juni 1922 di Purworejo, Jawa Tengah. Ia memulai karir militer sebagai prajurit pada tahun 1945 dan kemudian menjadi perwira. Reputasinya yang cemerlang dalam kepemimpinan dan taktik militer membawanya naik pangkat menjadi jenderal. Kepemimpinan yang kuat dan integritas yang tak tergoyahkan membuatnya dianggap sebagai salah satu jenderal terbaik dalam sejarah Indonesia.
Salah satu aspek yang membuat Ahmad Yani begitu mencolok adalah kedekatannya dengan Presiden Soekarno. Soekarno memiliki kepercayaan yang mendalam pada kemampuan serta loyalitas Jenderal Ahmad Yani. Hubungan antara keduanya sangat erat, dan Yani sering dianggap sebagai jenderal terdekat Soekarno. Kedekatan ini juga menjadikan Yani sebagai sosok yang memiliki pengaruh kuat dalam lingkaran kekuasaan pada masa itu.
Namun, nasib tragis menimpa Ahmad Yani pada 30 September 1965. Pada malam itu, gerakan yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September atau G30S/PKI terjadi di Indonesia. Salah satu target utama dari gerakan tersebut adalah sejumlah jenderal dan perwira tinggi militer. Ahmad Yani bersama dengan beberapa jenderal lainnya menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Mereka diculik, disandera, dan pada akhirnya dibunuh secara brutal.