Zulhas mengakuai bahwa dirinya teringat kepada ibundanya yang dia panggil dengan sebutan 'emak'. Zulhas menjelaskan bahwa dirinya belajar berbagi dari ibundanya.
"Ibu kalau saya memanggilnya dulu di kampung dengan sebutan 'emak'. Emak saya mengajari saya sejak saya kecil untuk berbagai. Bukan hanya omongan saja tapi benar-benar menjadi keseharian emak saya antara lain, beliau selalu kalau masak pasti dibagi dua masakannya. Satu untuk kami satu lagi untuk tetangga selallu begitu, makanya saya jadi teringat kembali emak saya ibunda saya tercinta begitu mau membacakan puisi ini," tuturnya.
Adapun ini bait-bait puisi Berjuta Mereka, Berjuta Ibunda Kita Karya Taufiq Ismail, yang dibaca Zulhas:
"Cinta Ibunda kita adalah cinta yang semesta, cinta kepada keluarga, pada kampung halaman dan tanah airnya. Cinta yang berkembang jadi amal dan karya, Sejak jaman yang lama. Ada ibunda kita yang sudah mengarungi lautan raya, Ada yang angkat senjata memerdekakan negeri kita, Ada yang memegang pena dan menuliskan buah fikirannya, Ada yang memimpin masyarakat, ada yang menerbitkan surat kabar, Tidak sedikit ibunda kita, dengan penuh kesabaran berdiri di depan kelas."