“Saya gempungan (berkumpul) saja dnegan masyarakat. Itu kan kebudayaan, ada interaksi yang terbangun. Sehingga , perjalanan ini bukan beban bagi saya, ini pengabdian untuk rakyat,” jelas Dedi Mulyadi.
Cara ia mempromosikan dirinya bukan dnegan mengajak masyarakat memilih dirinya melalui media sosial. Ia memperkenalkan diri melalui seni, sastra dan instrument kebudayaan yang menjadi media kampanyenya.
“Karena itu, konklusi yang didapat oleh rakyat bukan pesan politik. Tetapi pesan kebudayaan, pesan kemanusiaan. Saya kira itu jauh lebih holistic dibanding politik yang terlalu sectoral,” jelas Dedi Mulyadi.