Di era digital saat ini, aktivisme musisi semakin menjadi sorotan, terutama ketika selebriti politik dan seniman menggunakan platform mereka untuk membahas isu-isu sosial dan politik. Dari Taylor Swift yang vokal dalam hak-hak sipil hingga grup musik K-Pop BTS yang merangkul gerakan anti-kekerasan, banyak musisi yang tidak lagi terpaku pada dunia hiburan belaka. Mereka memanfaatkan suara seniman untuk berkontribusi pada perubahan sosial yang lebih luas.
Taylor Swift adalah salah satu contoh paling menonjol dari aktivisme musisi. Setelah lama menghindari pernyataan politik, Swift mulai berbicara saat pemilihan presiden AS 2016. Ia dengan tegas mendukung calon Demokrat, Joe Biden, pada pemilu 2020. Dalam sebuah Instagram post yang mencolok, Swift menyuarakan dukungannya terhadap kebijakan yang memberi perhatian pada hak-hak LGBTQ+ dan pemilih muda. Suara seniman ini menuai banyak perhatian, memicu penggemar untuk menyuarakan pendapat mereka dan ikut terlibat dalam proses pemilu.
Di luar dunia Barat, BTS, grup musik K-Pop terkemuka, juga memainkan peran penting dalam aktivisme musisi. Melalui lagu-lagu mereka, BTS sering kali membahas tema kesehatan mental, kecemasan, dan penerimaan diri. Dalam keterlibatan mereka dengan program UNICEF "Love Myself" yang ditujukan untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak, BTS tidak hanya tampil di panggung namun juga menawarkan suara seniman untuk menyampaikan pesan empati dan dukungan kepada penggemar di seluruh dunia. Penggemar mereka, ARMY, sering kali merangkul pesan positif tersebut, menciptakan sebuah komunitas yang aktif dalam berbagai isu sosial.