Proses negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa berlangsung keras dan penuh ketegangan. Isu-isu terkait perdagangan, batasan imigrasi, serta hak-hak warga negara menjadi poin penting dalam diskusi. Salah satu tantangan terbesar adalah menentukan bagaimana perdagangan antara Inggris dan negara-negara anggota Uni Eropa akan berlanjut setelah Brexit. Dalam beberapa bulan, pertemuan-pertemuan antara perwakilan Inggris dan Uni Eropa berlangsung, namun banyak yang meramalkan bahwa konsensus akan sulit tercapai.
Pada akhirnya, Theresa May harus mengundurkan diri dan digantikan oleh Boris Johnson, yang berjanji untuk menjalankan Brexit meskipun itu berarti meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan. Pada 31 Januari 2020, proses panjang dan melelahkan tersebut akhirnya mencapai titik akhir ketika Inggris resmi keluar dari Uni Eropa. Namun, perpisahan ini bukanlah akhir dari tantangan bagi Inggris.
Setelah keluarnya Inggris, periode transisi dimulai, yang memungkinkan kedua belah pihak untuk menegosiasikan hubungan baru yang lebih luas. Namun, ketidakpastian terus menyelimuti kedua belah pihak. Inggris perlu membangun kesepakatan perdagangan baru dan mengatur ulang berbagai kebijakan dalam hal imigrasi, regulasi pasar, dan bahkan hubungan diplomatik.