Di sisi lain, Joe Biden, yang saat ini menjabat sebagai presiden, mulai menerima keraguan dari sebagian pemilih karena dianggap terlalu tua untuk memerintah negara. Selain itu, kebijakan-kebijakannya juga tidak sepenuhnya memuaskan banyak kalangan. Meskipun berhasil mengamankan kemenangan pada tahun 2020, kinerja administrasi Biden yang dinilai lamban dalam menangani sejumlah isu internal dan eksternal membuat sebagian pemilih merasa kecewa.
Pilpres AS kali ini diprediksi akan menjadi pertarungan yang sangat sengit antara kedua kandidat utama. Tidak hanya persoalan di lingkaran politik, kondisi ekonomi, isu perubahan iklim, dan pertikaian luar negeri menjadi faktor-faktor penting yang akan memengaruhi pilihan pemilih.
Di tengah ketidakpastian ini, muncul juga potensi munculnya kandidat lain yang dapat mengubah dinamika Pilpres AS. Dengan adanya ketidakpuasan terhadap kedua kandidat utama, beberapa kalangan mulai mencari sosok baru yang diyakini dapat memberikan harapan baru bagi AS. Potensi kemunculan tokoh-tokoh politik baru atau kandidat dari luar partai yang menarik akan menjadi sorotan tersendiri selama perjalanan menuju Pilpres AS 2024.