"Jujur, itu sebetulnya pengajuan BG bukan inisiatif Presiden," kata Ketua Tim Independen untuk Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian RI Syafii Maarif seusai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Rabu 28 Januari 2015 seperti dikutip Kompas.com
Pada hari yang sama pernyataan Buya Syafii itu dibantah oleh Jusuf Kalla. "Saya kira tentu semua penggantian penting itu diusulkan, ditandatangani, dan direkomendasikan oleh Pak Presiden. Tidak ada orang lain yang bisa putuskan selain Pak Presiden," bantah Kalla (Kompas.com)
Sepentias JK benar, namun sepertinya JK tidak memerhatikan kata “inisiatif” yang disampaikan Buya. JK benar bila pergantian Kapolri diusulkan, ditandatangani, dan direkomendasikan oleh Presiden. Maka sebagai presiden Republik Indonesia Jokowi-lah yang memutuskannya. Tapi, inisiatif usulan Budi Gunawan sebagai kapolri belum tentu dari Presiden.
Kemelut pencalonan Budi Gunawan dan berbagai peristiwa lainnya, seperti pengangkatan Archandra Tahar sebagai Menteri ESDM, penyelesaian kasus penodaan agama yang dilakukan oleh Ahok, keluarnya Perppu No.2/2017 ini sedkikit banyak mirip dengan Serat Dewa Ruci.
Serat Dewa Ruci menuturkan perjalanan Bima dalam mencari air kehidupan. Bima memutuskan mencari air kehidupan sebagaimana inisiatif dari Durna, guru yang sangat dihormati dan dipatuhi oleh Bima.
Bima dikenal sebagai ksatria yang jujur, lugu, dan kuat kemauan. Ia tidak bisa dibeli. Ia berpegang teguh pada keyakinannya. Di samping itu Bima pun sangat patuh pada gurunya Resi Dorna. Kepatuhan Bima pada Dorna ini kemudian dijadikan pintu masuk bagi Kurawa untuk membinasakan Bima.
Karena kepatuhan dan ketaatan pada guru yang dihormatinya, Bima memutuskan untuk mencari air kehidupan sekalipun mendapat tentangan dari saudara-saudaranya. Hal yang sama dialami oleh Jokowi, sekalipun pencalonan Budi Gunawan sebagai kapolri mendapat penolakan dari berbagai elemen masyarakat mengingat Budi Gunawan diberitakan sebagai perwira polisi pemilik rekening gendut, Jokowi tidak bergeser setapak pun.
Dengan tekad bulat Bima menuju Gunung Candramuka, tepatnya di Rimba Palasara. Kemudian Bima memasuki gua di Gunung Candramuka itu. Di situ ia bertemu dengan dua raksasa: Rukmuka dan Rukmakala. Setelah melalui pertempuran yang dahsyat, Bima berhasil mengalahkan keduanya.