Selain itu, Bahlil juga menekankan pentingnya sinergi antara sektor publik dan sektor swasta. Dalam konteks ini, kehadiran Jokowi sebagai penasihat khusus bagi Prabowo dapat menjadi momentum bagi upaya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku bisnis dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Bahlil percaya bahwa dengan adanya dukungan dari kedua pihak, Indonesia dapat menciptakan lingkungan investasi yang lebih kondusif dan memperkuat posisinya dalam persaingan ekonomi global.
Namun, pernyataan Bahlil ini juga turut menuai pro dan kontra di masyarakat. Ada yang menyambut dengan baik ide kolaborasi antara Jokowi dan Prabowo dalam konteks pembangunan ekonomi, namun tidak sedikit pula yang skeptis terhadap kemungkinan ini. Bagi sebagian orang, hubungan politik yang terjalin dalam konteks pemilihan presiden tidak semudah itu diubah menjadi kerjasama yang produktif.
Meskipun demikian, pernyataan Bahlil memberikan gambaran bahwa inisiatif untuk membangun kolaborasi lintas kubu tidak sepenuhnya mustahil. Keberadaan Jokowi sebagai penasihat khusus Prabowo dapat membuka peluang baru bagi dialog politik yang lebih inklusif dan berfokus pada kepentingan nasional. Hal ini juga menggaris bawahi pentingnya sikap terbuka dan dialog dalam menghadapi perbedaan politik, demi mencapai tujuan bersama yang lebih besar.