Jadi, meski sudah dimaki-maki pada 9 Desember 2017, La Nyalla tetap berupaya sepenuh daya untuk bisa memenuhi kehendak “pelakunya”, sampai kemudian ia menyatakan angkat tangan pada 21 Desember 2017 atau 11 hari setelah dimaki-maki.
Artinya, ketika Prabowo memaki-makinya, La Nyalla belum menyatakan ketidaksanggupannya.
Bagaimana mungkin Prabowo sudah memarahi dan memaki-maki yang konon digambarkan seperti orang yang sedang kesurupan, padahal saat itu “korbannya” belum juga menyatakan ketidaksanggupannya?
Menariknya, La Nyalla baru meluapkan kemarahannya pada 11 Januari 2016 atau lebih dari sebulan setelah ia dimaki-maki.