Mengapa Love Bombing Berbahaya?
Love bombing berbahaya karena menargetkan kebutuhan dasar manusia akan cinta, penerimaan, dan pengakuan. Ini menciptakan ilusi hubungan ideal yang sulit untuk dilepaskan. Korban seringkali merasa terjebak dalam siklus harapan dan kekecewaan, di mana mereka terus-menerus mencoba mendapatkan kembali puncak kasih sayang awal.
Paparan jangka panjang terhadap siklus love bombing, devaluasi, dan penolakan dapat merusak harga diri korban, mengikis kepercayaan diri, dan menyebabkan trauma emosional yang signifikan, termasuk kecemasan, depresi, dan kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat di masa depan. Ini seringkali merupakan taktik yang digunakan oleh individu dengan gangguan kepribadian narsistik atau antisosial untuk mendapatkan kontrol penuh atas orang lain.
Meskipun sulit di awal, mengenali tanda-tanda love bombing adalah langkah pertama untuk melindungi diri. Penting untuk mempercayai insting kita jika sesuatu terasa "terlalu bagus untuk jadi kenyataan" atau bergerak terlalu cepat. Perhatikan konsistensi perilaku, bukan hanya kata-kata manis. Hubungan yang sehat dibangun di atas dasar kepercayaan, rasa hormat timbal balik, dan perkembangan yang wajar, bukan intensitas yang memabukkan dan janji-janji yang mengawang-awang. Jika ada keraguan, mencari pandangan dari teman terpercaya atau profesional bisa menjadi langkah bijak