Presentasi itu bukan cuma soal apa yang kita sampaikan, tapi juga kepada siapa. Mengenali audiens kita bisa sangat membantu mengurangi rasa nervous. Siapa mereka? Apa latar belakang mereka? Apa yang ingin mereka dapatkan dari presentasi ini? Dengan memahami audiens, kita bisa menyesuaikan gaya bahasa, contoh yang diberikan, dan kedalaman materi.
Misalnya, kalau audiensnya adalah para profesional di bidang yang sama, kita bisa pakai istilah teknis. Tapi kalau audiensnya umum, lebih baik pakai bahasa yang lebih sederhana dan mudah dicerna. Ketika kita merasa terhubung dengan audiens dan yakin bahwa pesan kita relevan bagi mereka, rasa cemas akan tergantikan dengan semangat untuk berbagi ilmu. Kita jadi merasa sedang berdialog, bukan dihakimi.
Kuasai Pembukaan dan Penutupan
Dua bagian paling penting dalam presentasi, yang seringkali bikin nervous adalah pembukaan dan penutupan. Menguasai kedua bagian ini bisa meningkatkan rasa percaya diri secara drastis. Pembukaan yang kuat akan menarik perhatian audiens sejak awal dan memberi kita momentum. Latih kalimat pembuka sampai terasa natural dan penuh keyakinan. Begitu pembukaan berhasil, seringkali rasa nervous yang paling parah di awal bisa langsung hilang.
Begitu juga dengan penutupan. Tutup presentasi dengan ringkasan yang kuat atau ajakan bertindak yang jelas. Ini akan meninggalkan kesan yang baik dan membuat kita merasa tuntas. Menguasai kedua ujung presentasi ini membuat kita merasa lebih siap dan terkendali, seperti menguasai start dan finish dalam sebuah perlombaan.