Sekolah menjadi sebuah tempat bagi seseorang untuk menempuh pendidikannya. Sebut saja pendidikan formal. Kita bisa melihat sendiri untuk pendidikan dasar dan menengah sudah banyak yang menempuhnya. Hal ini menjadi perhatian penuh pemerintah sehingga adanya perubahan nomenklatur dan tugas pokok fungsi kementerian yang semula bernama kementerian pendidikan dan kebudayaan fokus dalam dikdasmen, dan kementerian riset, teknologi dan pendidikan tinggi. Keduanya memiliki keterkaitan yang kuat. Khususnya peran kemendikbud dalam menyiapkan serta mengelola pendidikan dasar dan menengah, kemenristekdikti menyiapkan dan mengelola Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai sumber daya atau pelaku pendidikan baik formal dan non-formal. Tapi kali ini kita akan lebih fokus kepada pendidikan formal, sekolah yang sering kita melihat banyak sekali masalah didalamnya. Dari sekian masalah yang muncul, masalah siswa yang jarang sekolah lah yang sering menjadi kebingungan para guru dan orang tua. Mereka berpikir keras agar anaknya mau sekolah lagi. Namun, usaha itu tak jarang mengalami kegagalan dan berujung keputus asaan. Akhirnya anak kandas untuk melanjutkan pendidikan karena tidak ada lagi motivasi atau karena kurangnya perhatian. Nah, oleh karena itu mari kita simak tips-tipsnya.
Jangan Menghakimi!
Ini yang sering kita temukan di lapangan. Adanya sebuah labelling dari guru maupun orang tua atau bahkan temannya yang menilai bahwa siswa yang jarang sekolah adalah siswa yang pemalas, nakal, tidak berprestasi, tidak punya potensi untuk berprestasi, dan penilaian lainnya yang secara tidak langsung memberikan label kepada diri anak tersebut. Penilaian negatif yang dilontarkan menjadi pengaruh terhadap konsep diri dari anak tersebut. Sehingga, bagaimanapun penangannya akan selalu buntu karena ada labelling yang kuat kepada anak dan tidak mau melihat sisi lain yang lebih positif.
Dengarkanlah, Ia Butuh Perhatian
Sejujurnya, anak-anak yang jarang masuk sekolah atau bahkan berbulan-bulan tidak masuk sekolah bukan karena ia malas, tak mau belajar, atau alasan lainnya. Namun, ada hal yang harus ia sampaikan entah itu masalah yang dihadapinya atau harapan keinginannya sehingga membutuhkan pendengar setia. Guru dan orang tua hendaklah menjadi pendengar setianya. Ketika anak sudah jarang lagi masuk sekolah, cobalah untuk mendengar terlebih dahulu apa keluhannya sebelum guru dan orang tua memberikan saran. Sehingga, anak akan lebih merasa dihargai dan memiliki langkah kedepan untuk berubah.