Cari Faktornya!
Ketika seseorang mengalami masalah pasti ada faktor yang mempengaruhi masalah tersebut. Sama halnya seperti anak yang sudah jarang sekali masuk sekolah. Faktor itu ada yang muncul dalam diri dan luar dirinya. Biasanya, faktor dari dalam dirinya itu pula dipengaruhi oleh faktor luarnya. Semisal, anak yang sudah jarang masuk sekolah setelah ditanya bahwa ia tidak mau sekolah sebab malas. Namun ternyata malas bukan faktor utamanya, ada faktor lingkungan pergaulan yang lebih lagi. Seringkali lingkungan pergaulannya itu yang membuat ia nyaman. Apalagi yang lebih mengerikan adalah bila anak sudah bergaul dengan anak-anak atau orang dewasa yang sudah tidak sekolah dan bekerja kemudian anak melihatnya sebagai role model, akhirnya akan muncul pemikiran bahwa tanpa sekolah pun bisa bekerja menghasilkan uang.
Kerjasama antara Guru, Orang Tua, Siswa, dan Teman Pergaulannya
Jangan heran jika penanganan gagal terus bila dilakukan hanya seorang diri. Kerjasama yang baik antara guru khususnya guru BK yang memiliki pemahaman tentang psikologi anak, orang tua sebagai subjek utama yang memiliki keterkaitan kuat dengan anak, siswa lainnya sebagai teman sejawat untuk merangkul kembali, dan teman pergaulannya yang mempengaruhi anak tidak lagi masuk sekolah. Keempat subjek tersebut harus beriringan memberikan motivasi kepada anak untuk kembali masuk sekolah. Hal ini memang butuh proses, tapi kerjasama semakin baik maka akan semakin cepat pula tuntas. Sehingga anak bisa kembali ke sekolah.
Kejar Terus!
Tips yang kelima ini menarik karena pernah saya coba. Seorang guru sekali-kali mesti memiliki instink sebagai seorang detektif dan superhero. Mengejar terus siswa yang jarang masuk sekolah. Entah itu terus mengunjungi rumahnya dan ajak untuk berdialog, jika anak sering main game online maka datangilah warnetnya dan ajak kembali berdialog bahkan sampai kita mengetahui games apa yang dimainkannya sehingga kita bisa mengambil hati anaknya, jika betemu di perjalanan maka langsung sapa dan tanyakan kapan ia akan ke sekolah lalu berilah motivasi, jika ia kabur carilah! Maka, semakin kita bersemangat untuk mengajak ia kembali ke sekolah, semakin siswa akan berpikir bahwa ada guru yang berkorban untuk membuat ia sekolah kembali. Maka, saya yakin anak itu akan kembali ke sekolah.