Contoh obat bebas terbatas adalah obat flu dengan kandungan tertentu, obat alergi, atau obat luar seperti salep antijamur. Risiko penggunaan obat ini lebih tinggi dibanding obat bebas jika tidak dipatuhi aturannya. Kesalahan dosis atau penggunaan yang tidak tepat bisa menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Sangat penting untuk membaca label peringatan secara teliti dan mengikuti petunjuk yang ada.
Lingkaran Merah dengan Huruf K: Obat Keras, Wajib Resep Dokter
Ini dia simbol yang paling harus diwaspadai: lingkaran merah dengan huruf K di dalamnya dan garis tepi hitam, kadang disertai tanda silang di tengah. Simbol ini menunjukkan obat keras. Artinya, obat ini wajib dibeli dengan resep dokter. Obat keras memiliki kandungan zat aktif yang potensinya kuat, bisa sangat bermanfaat untuk pengobatan penyakit tertentu, tapi juga sangat berbahaya jika salah dosis, salah indikasi, atau disalahgunakan.
Contoh obat keras adalah antibiotik, obat tekanan darah tinggi, obat jantung, atau obat diabetes. Mengonsumsi obat keras tanpa resep dan pengawasan dokter bisa menyebabkan resistensi antibiotik, keracunan, interaksi obat yang berbahaya, atau bahkan memperparah penyakit yang diderita. Apoteker tidak diizinkan menjual obat dengan simbol ini tanpa resep yang sah. Jadi, jangan pernah coba-coba membeli atau menggunakan obat dengan simbol ini tanpa konsultasi medis.
Lingkaran Palang Merah (Mirip Huruf K): Golongan Narkotika
Simbol palang merah yang sering juga dikaitkan dengan huruf K ini sebenarnya secara umum mewakili obat-obatan golongan narkotika atau psikotropika tertentu. Namun, penting untuk dicatat, simbol K pada obat keras sudah mewakili obat yang perlu pengawasan. Obat golongan narkotika (seperti morfin, petidin, kokain) ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat palang medali berwarna merah. Sedangkan psikotropika (seperti diazepam, alprazolam) tidak memiliki simbol khusus yang berbeda secara fisik di kemasan umum, namun pengelolaannya di apotek juga sangat ketat dan wajib resep.