Sehingga, dari ratusan juta sperma yang awalnya ada, jumlahnya secara bertahap menurun. Sperma yang tidak berkualitas dan berpotensi menghasilkan cacat akan tersingkir secara otomatis. Pada akhirnya, hanya beberapa ratus sperma yang akan bersaing untuk membuahi sel telur. Kemudian, sel telur akan memilih sperma mana yang akan menjadi pemenang dalam proses pembuahan.
Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa organ reproduksi perempuan tidaklah pasif. Sebaliknya, mereka memainkan peran aktif dalam proses penyeleksian sperma. Oleh karena itu, pandangan yang mengagungkan peran laki-laki dalam proses reproduksi perlu dipertanyakan.
Meskipun demikian, mengubah pandangan tersebut tidaklah mudah. Hal ini karena pandangan tersebut telah mengakar kuat dalam masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi dan pemahaman yang lebih baik tentang proses reproduksi manusia untuk mematahkan pandangan yang telah lama terbentuk.