Seorang pekerja konstruksi termenung saat menyeruput minumannya dalam keadaan gelombang panas yang sedang melanda Delhi. Para karyawan harus menanggung kondisi kerja yang berat di tengah suhu yang mencapai 40 derajat Celsius setiap harinya sejak Mei lalu. Suhu tersebut disebut sebagai gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dokter di Rumah Sakit Ram Manohar Lohia (RMLH) menyatakan bahwa ini merupakan kejadian yang luar biasa, dimana ia bahkan harus menandatangani sertifikat kematian akibat sengatan panas, hal yang belum pernah terjadi selama 13 tahun bekerja di sana.
Kondisi Darurat Kesehatan Akibat Gelombang Panas
Gelombang panas yang terjadi di Delhi menyebabkan persediaan air dan listrik menjadi terbatas, memperparah keadaan dengan suhu harian mencapai 40 derajat Celsius. Situasi tersebut telah memicu pembukaan unit gawat darurat (UGD) khusus untuk menangani serangan panas di rumah sakit RMLH yang mulai beroperasi sejak akhir bulan Mei. Mayoritas pasien yang memerlukan perawatan adalah para pekerja yang bekerja di luar ruangan dan di pabrik-pabrik kecil dengan kondisi buruk, di mana standar sirkulasi udara tidak terpenuhi.
Kondisi kritis pasien memerlukan upaya penyelamatan yang kuat. Sejumlah pasien harus direndam dalam air dingin dari bak keramik berukuran 250 liter, dengan suhu air berkisar antara 0 hingga 5 derajat Celsius, untuk menurunkan suhu tubuh yang terlalu tinggi akibat serangan panas. Proses pendinginan ini dianggap sangat krusial karena setiap detik sangat berarti dan keterlambatan dapat mengakibatkan dampak fatal.