Mars, planet tetangga kita yang terletak di luar Bumi, dikenal sebagai planet berwarna merah. Kecenderungan untuk menyebut Mars sebagai "Planet Merah" diambil dari citranya yang mencolok dan menjadi salah satu ciri khasnya. Namun, banyak orang mungkin tidak mengetahui sepenuhnya bagaimana dan mengapa planet ini memiliki warna yang begitu khas.
Secara ilmiah, warna merah yang kita lihat di Mars berasal dari kandungan zat besi yang teroksidasi di permukaan planet tersebut. Proses ini berfungsi mirip dengan karat yang terjadi pada besi yang terkena air dan udara. Batuan yang mengandung zat besi ini telah melalui waktu yang sangat lama—ratusan ribu tahun—menyebabkan mereka hancur dan terdispersi menjadi debu yang menutupi hampir seluruh permukaan Mars dengan warna kemerahan yang ikonik.
Meskipun kita mengetahui bahwa warna merah itu diakibatkan oleh oksidasi zat besi, satu pertanyaan besar belum terjawab: apakah ada air di Mars yang berkontribusi terhadap proses ini? Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berusaha untuk meneliti dan menemukan bukti adanya air di permukaan Mars, namun banyak pengamatan sebelumnya belum berhasil memberikan jawaban yang memadai. Keberadaan air cair, yang selama ini diangggap sebagai salah satu penyebab penting dari oksidasi besi, masih menjadi misteri.
Di balik fenomena warna merah Mars, terdapat mineral yang sering disebutkan, yaitu hematit. Hematit adalah bentuk besi oksida yang dapat terbentuk dalam kondisi kering, dan juga dapat berwarna merah. Penemuan terbaru menunjukkan bahwa saat air menghilang dari permukaan Mars, mineral ini bisa terbentuk dan menjadi salah satu alasan utama di balik warna merah yang kita lihat hari ini.