Selain perbedaan lingkungan hidup, perbedaan dalam komposisi tubuh juga memainkan peran dalam penemuan fosil. Dinosaurus memiliki tulang-tulang yang besar dan kuat, sehingga lebih tahan terhadap proses dekomposisi dan lebih mudah ditemukan dalam kondisi fosil. Sementara itu, manusia memiliki tulang yang lebih rapuh dan rentan terhadap dekomposisi, membuatnya sulit untuk menjadi fosil yang terjaga dengan baik seiring berjalannya waktu.
Selain itu, perbedaan umur fosil juga memengaruhi jumlah temuan. Dinosaurus hidup jutaan tahun yang lalu, sementara manusia modern muncul jauh lebih baru. Hal ini menyebabkan fosil dinosaurus memiliki lebih banyak waktu untuk mengalami proses fosilisasi dan menjadi bagian dari catatan geologi dibandingkan dengan kerangka manusia.
Selain faktor-faktor di atas, peran aktivitas manusia dalam menggali dan menyelidiki fosil juga mempengaruhi jumlah temuan. Sejak zaman dahulu kala, manusia telah tertarik dengan fenomena fosil dan banyak mencari fosil dinosaurus. Hal ini menjadikan fosil dinosaurus lebih terkenal dan banyak diekskavasi dibandingkan dengan kerangka manusia.