2. Darah Biru Gurita dan Peran Hemosianin
Salah satu fakta unik gurita adalah darahnya berwarna biru. Warna ini disebabkan oleh hemosianin, yaitu molekul pengikat oksigen yang berbasis tembaga. Berbeda dengan manusia yang menggunakan hemoglobin berbasis zat besi, hemosianin lebih efektif bekerja di lingkungan dengan suhu rendah dan oksigen terbatas, seperti habitat gurita.
Hemosianin larut langsung dalam plasma darah, bukan dalam sel darah merah. Karena itulah distribusi oksigen pada tubuh gurita menjadi lebih merata dan efisien. Saat tembaga dalam hemosianin teroksidasi, darah terlihat berwarna biru. Jadi, warna darah gurita bukan sekadar keunikan visual, melainkan sebuah strategi biologis untuk bertahan hidup.
3. Peran Tiga Jantung Saat Gurita Bergerak dan Diam
Sistem tiga jantung pada gurita bekerja dinamis sesuai aktivitasnya. Saat gurita berenang menggunakan jet air, jantung utama yang memompa darah ke seluruh tubuh berhenti berdetak sementara. Hal ini memungkinkan tubuh mengalihkan energi hanya untuk insang dan organ vital.
Namun, ketika gurita diam di dasar laut, semua jantungnya kembali berdetak normal. Pada kondisi ini, aliran darah menjadi stabil dan mendukung metabolisme dasar. Inilah alasan mengapa gurita lebih suka merayap di dasar laut daripada berenang lama, karena berenang terus-menerus akan membuatnya cepat kelelahan.
4. Sistem Peredaran Darah dan Strategi Hidup Gurita