Salah satu aspek unik dari metode Montessori adalah penekanan pada kehidupan praktis. Anak-anak diajarkan keterampilan sehari-hari yang membantu mereka menjadi mandiri, seperti mencuci piring, mengikat tali sepatu, dan merawat tanaman. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan praktis tetapi juga membantu mengembangkan koordinasi motorik halus dan kasar, serta meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian anak.
Sosialisasi juga merupakan bagian integral dari metode Montessori. Anak-anak belajar bekerja sama dengan teman-teman mereka dalam kelompok kecil atau besar. Mereka belajar untuk saling menghormati dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas atau proyek. Interaksi sosial ini membantu mengembangkan keterampilan komunikasi, empati, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim.
Dalam metode Montessori, evaluasi pembelajaran tidak dilakukan melalui tes standar atau nilai, tetapi melalui observasi. Guru mengamati perkembangan setiap anak dan mencatat kemajuan mereka dalam berbagai aspek, seperti keterampilan akademik, sosial, dan emosional. Hal ini memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang lebih personal dan mendukung perkembangan anak secara holistik.
Metode Montessori juga menekankan pada pentingnya mengembangkan kecintaan terhadap belajar. Dalam lingkungan yang mendukung dan tidak memaksa, anak-anak belajar untuk menikmati proses belajar itu sendiri. Mereka menjadi lebih termotivasi dan bersemangat untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka. Pendekatan ini membantu anak-anak mengembangkan sikap positif terhadap belajar yang akan mereka bawa sepanjang hidup mereka.