Tampang.com | Pemerintah kembali menggulirkan kurikulum baru dalam sistem pendidikan nasional. Dikenal sebagai Kurikulum Merdeka, program ini digadang-gadang membawa semangat pembelajaran berbasis proyek dan kreativitas siswa. Namun, di lapangan, implementasinya justru menimbulkan kebingungan.
Guru Dihadapkan pada Beban Tambahan
Alih-alih memberi kemerdekaan mengajar, para guru di berbagai daerah justru mengaku kewalahan. Banyak yang harus mengikuti pelatihan mendadak, membuat perangkat ajar dari nol, dan beradaptasi dengan sistem penilaian yang berubah-ubah.
“Kami terus dikejar deadline, tapi minim bimbingan. Setiap ganti menteri, kurikulum juga ikut ganti,” keluh Nurhayati, guru SMP di Semarang.
Guru-guru menganggap perubahan ini terlalu cepat, tidak mempertimbangkan kesiapan tenaga pendidik, dan kurang sosialisasi.