Tampang.com | Apakah anda pernah mencoba untuk menanam pohon buah dari biji yang tersisa setelah menikmati buah segar? Menanam pohon buah dari biji memang terasa menarik dan merupakan pilihan yang hemat biaya. Banyak orang yang beranggapan bahwa dengan menyimpan biji dari buah yang dibeli, mereka bisa menciptakan pohon serupa di halaman rumah mereka. Namun, kenyataannya, tidak semua pohon buah bisa ditanam dengan cara tersebut. Sebagian besar dari mereka berisiko menghasilkan pohon dengan karakteristik buah yang berbeda, atau bahkan membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum bisa berbuah.
Para ahli hortikultura merekomendasikan bahwa beberapa jenis pohon buah sebaiknya diperbanyak melalui metode vegetatif, seperti cangkok atau okulasi (grafting), bukan dengan biji. Grafting adalah metode yang menggabungkan batang bawah (rootstock) yang kuat dan tahan penyakit dengan batang atas (scion) yang berasal dari varietas buah pilihan. Dengan metode ini, hasil buah yang dihasilkan lebih bisa diprediksi dan masa panennya juga lebih cepat. Jika Bunda bercita-cita memiliki taman yang dipenuhi pohon buah yang produktif, penting untuk mengetahui jenis pohon mana yang sebaiknya tidak ditanam dari biji.
Berikut adalah beberapa jenis pohon buah yang sebaiknya tidak ditanam dari biji, berdasarkan informasi dari para ahli dan situs Martha Stewart:
1. Pohon Apel
Pohon apel tampak tampak mudah untuk ditanam dari biji, apalagi biji yang tersedia melimpah setelah Bunda menikmati buahnya. Namun, biji apel biasanya merupakan hasil penyerbukan silang, sehingga pohon baru yang tumbuh dari biji tersebut tidak akan memiliki karakteristik yang sama dengan induknya. Buah yang dihasilkan bisa sangat bervariasi dalam hal rasa, ukuran, dan warna. Oleh karena itu, lebih baik menanam apel melalui grafting, yang memberikan jaminan bahwa pohon baru tersebut akan memiliki sifat yang sesuai dengan varietas unggul yang diinginkan.