Menurut studi terbaru oleh konsultan Bain & Company dan investor negara Singapura, Temasek, menunjukkan bahwa Asia Tenggara telah menyaksikan lonjakan investasi hijau yang signifikan selama tahun-tahun terakhir. Indonesia dan Filipina memainkan peran penting, berkontribusi sebagian besar dari US$6.3 miliar yang diinvestasikan dalam proyek-proyek berkelanjutan dan ramah lingkungan. Investasi-investasi ini bertujuan untuk memajukan tujuan dekarbonisasi dan mempromosikan praktik-praktik yang bertanggung jawab terhadap lingkungan di seluruh wilayah.
Sementara Indonesia dan Filipina memimpin jalannya, negara-negara lain juga membuat langkah-langkah signifikan. Malaysia dan Laos mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam investasi-investasi yang ramah lingkungan dibandingkan dengan tahun 2022, dengan peningkatan sebesar 326% dan 126% masing-masing. Angka-angka ini menggarisbawahi komitmen wilayah tersebut untuk beralih menuju ekonomi yang lebih hijau.
Meskipun ada kemajuan, tantangan-tantangan tetap ada. Industri-industri seperti produksi baja dan semen dianggap sebagai sektor-sektor "sulit untuk dikurangi" dalam perjalanan menuju emisi net-zero. Mendorong dekarbonisasi industri akan menjadi krusial bagi Asia Tenggara untuk mencapai tujuan-tujuan keberlanjutan. Ketika investasi-investasi hijau terus meningkat, wilayah ini memiliki kesempatan untuk mendorong perubahan positif dan membangun masa depan yang lebih tangguh dan sadar lingkungan.