Pola asuh permisif, yang sering kali dianggap sebagai pendekatan yang lebih santai dalam mendidik anak, dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang tidak diinginkan. Meskipun niatnya untuk memberi kebebasan dan membangun hubungan yang akrab dengan anak, kelebihan toleransi dan kurangnya batasan yang jelas dapat mengakibatkan anak kehilangan struktur yang diperlukan dalam pengembangan mereka.
1. Kesulitan dalam Mengatur Diri dan Disiplin yang Lemah
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan pola asuh permisif mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur diri dan memiliki kurangnya disiplin yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka. Tanpa batasan yang jelas atau ekspektasi yang ditegakkan secara konsisten, mereka mungkin tidak belajar untuk mengontrol perilaku mereka sendiri atau menghormati kewajiban mereka. Akibatnya, mereka dapat menjadi kurang terorganisir dan cenderung menunda-nunda tugas atau tanggung jawab mereka.
2. Rendahnya Tingkat Kemandirian dan Tanggung Jawab
Kelebihan toleransi dalam pola asuh permisif dapat menyebabkan anak-anak kurang mampu mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Tanpa dorongan atau dorongan yang cukup untuk mengembangkan kemandirian, mereka mungkin mengandalkan orang dewasa untuk memecahkan masalah atau mengambil keputusan penting bagi mereka. Ini dapat menghambat perkembangan keterampilan kepemimpinan dan kemampuan mereka untuk mandiri.