Dalam proses membesarkan anak, banyak orang tua tak sadar bahwa niat baik belum tentu menghasilkan dampak baik. Salah satu contoh paling umum adalah saat anak sedang mengalami gejolak emosi, lalu kita menenangkannya dengan kalimat “Gak apa-apa kok.” Sekilas terdengar lembut dan menenangkan, namun menurut penelitian terbaru, kalimat ini justru bisa membawa kerusakan jangka panjang pada kesehatan emosional anak.
Reem Raouda, seorang pelatih pengasuhan anak dan advokat kesehatan mental emosional anak, menyatakan bahwa frasa sederhana ini memiliki efek destruktif yang tak disadari banyak orang tua. Melalui pengamatannya terhadap lebih dari 200 anak, ia menyimpulkan bahwa kalimat “gak apa-apa kok” adalah frasa paling berbahaya dalam pola asuh anak.
Melansir dari CNBC International, Raouda menyebut bahwa walaupun kalimat ini diucapkan dengan niat baik, dampak psikologisnya bisa berbahaya jika terus-menerus digunakan dalam situasi emosional.
Mengapa Kalimat "Gak Apa-apa Kok" Dapat Merusak?
1. Membuat Anak Meragukan Emosinya Sendiri
Ketika seorang anak merasa sedih, takut, atau marah lalu mendengar "gak apa-apa kok", itu bisa menimbulkan kebingungan dalam pikirannya. Anak akan belajar bahwa perasaan yang mereka rasakan ternyata tidak valid. Ini dapat memutuskan hubungan anak dengan emosi batinnya, karena mereka diajarkan secara tidak langsung untuk tidak mempercayai perasaannya sendiri.
2. Membatalkan Pengalaman Emosional Anak
Meskipun orang tua mengucapkannya dengan niat menenangkan, anak bisa menafsirkannya sebagai “perasaanmu tidak penting.” Ketika perasaan anak diabaikan saat mereka sedang sangat membutuhkannya, mereka belajar bahwa dukungan emosional hanya tersedia saat mereka tenang dan menyenangkan. Ini menjadi awal dari kebiasaan menekan emosi.
3. Mengganggu Proses Emosi yang Alami