Kesalahan Fatal: Mengirimkan esai tanpa proofreading yang cermat, menghasilkan kalimat-kalimat yang membingungkan, paragraf yang tidak nyambung, atau kesalahan ejaan yang mencolok.
Solusi: Setelah selesai menulis, berikan waktu jeda sebelum Anda membacanya kembali. Minta teman, guru, atau mentor untuk membantu me-review esai Anda. Gunakan alat pemeriksa tata bahasa. Baca esai Anda keras-keras untuk menangkap kalimat yang canggung.
6. Terlalu Sombong atau Terlalu Rendah Diri
Menemukan nada yang tepat dalam esai itu krusial. Beberapa pelamar terdengar arogan, seolah-olah mereka adalah satu-satunya yang pantas. Sementara yang lain terlalu merendahkan diri, sehingga tidak menonjolkan kekuatan mereka.
Kesalahan Fatal: Menggunakan nada yang merendahkan pencapaian orang lain, atau sebaliknya, tidak bisa mengartikulasikan prestasi dan potensi Anda dengan percaya diri.
Solusi: Jujur dan percaya diri dalam menyoroti pencapaian dan potensi Anda, tetapi tetaplah rendah hati dan otentik. Fokus pada perjalanan Anda, apa yang Anda pelajari, dan bagaimana Anda bisa tumbuh lebih jauh dengan beasiswa.
7. Menulis Ulang CV atau Resume
Esai bukan tempat untuk mengulang poin-poin yang sudah ada di CV atau resume Anda. Informasi tersebut sudah ada di bagian lain aplikasi Anda. Esai adalah kesempatan untuk memberikan konteks, narasi, dan kedalaman pada poin-poin tersebut.
Kesalahan Fatal: Hanya mendaftar prestasi atau pengalaman tanpa menjelaskan mengapa itu penting, apa yang Anda pelajari, atau bagaimana itu membentuk diri Anda.
Solusi: Pilih satu atau dua pengalaman kunci dari CV Anda dan eksplorasi lebih dalam. Ceritakan kisah di balik pengalaman tersebut, tantangan yang dihadapi, pelajaran yang diambil, dan bagaimana itu mengarahkan Anda ke jalur saat ini.