Tampang

Jurusan yang Dikira Santai, Ternyata Tugasnya Bikin Terbantai

4 Jul 2025 11:46 wib. 17
0 0
Stress Kuliah

Realita: Di balik "ngobrol" ada analisis media yang mendalam, riset audiens yang kompleks, penyusunan strategi komunikasi yang presisi, serta kemampuan menulis dan presentasi yang prima. Tugas-tugasnya meliputi pembuatan press release, naskah podcast, skenario film pendek, kampanye iklan lengkap, analisis media sosial, hingga proyek event organizer (EO) sungguhan yang membutuhkan kerja tim intens dan manajemen logistik yang ketat. Deadline yang ketat dan ekspektasi kreativitas yang tinggi bisa sangat membebani.

Desain Komunikasi Visual (DKV)

Mitos: Cuma gambar-gambar, main warna, pakai aplikasi desain.

Realita: DKV bukan hanya tentang menggambar indah. Ada konsep, riset mood board, brainstorming ide, storytelling visual, pemahaman tentang tipografi, layout, psikologi warna, hingga software desain yang kompleks. Tugas-tugasnya bisa berupa membuat logo, branding sebuah perusahaan, ilustrasi buku, desain kemasan, motion graphic, hingga merancang user interface (UI) aplikasi. Setiap proyek membutuhkan proses kreatif yang panjang, revisi berulang, dan ketelitian tinggi. Jam begadang seringkali jadi teman akrab.

Psikologi

Mitos: Cuma dengar curhat, belajar sifat orang, atau baca buku pengembangan diri.

Realita: Psikologi adalah ilmu yang kompleks. Mahasiswa akan dihadapkan pada teori-teori rumit, metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif, statistik yang detail untuk mengolah data, analisis perilaku manusia yang mendalam, dan berbagai studi kasus. Tugasnya bisa berupa membuat laporan observasi yang detail, melakukan wawancara mendalam, menyusun kuesioner valid, analisis statistik data riset, hingga menyusun proposal intervensi psikologis. Belum lagi, ada tekanan untuk memahami dan menerapkan etika profesi yang ketat.

Sastra (Indonesia/Inggris/Asing Lainnya)

Mitos: Cuma baca novel, nonton film, atau belajar bahasa.

Realita: Sastra jauh lebih dari sekadar membaca. Mahasiswa akan melakukan analisis teks yang mendalam (menggali simbol, makna, struktur), kritik sastra, linguistik (struktur bahasa, sejarah, fonologi, morfologi, sintaksis), hingga penerjemahan yang akurat. Tugasnya meliputi esai analisis sastra yang tebal, riset filologi, pembuatan kamus mini, kritik film yang komprehensif, atau bahkan mencoba menulis karya sastra asli. Beban membaca referensi dan menulis esai akademik yang panjang dan berbobot sangatlah besar.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?