Sebagai ibu kota Benin, Porto-Novo memiliki sejarah yang kaya dan panjang. Kota ini didirikan pada abad ke-16 oleh suku Adja, dan kemudian menjadi pusat perdagangan budak di wilayah itu. Pengaruh budaya Eropa juga turut memengaruhi perkembangan kota ini, terutama dalam arsitektur bangunan-bangunan klasik yang masih dapat ditemui hingga saat ini. Dengan begitu banyak jejak sejarah yang tersisa, Porto-Novo menjadi destinasi yang menarik bagi para penggemar sejarah dan arkeologi.
Keunikan lain dari ibu kota Benin ini adalah keberagaman etnis dan kebudayaan yang ada. Berbagai suku seperti Yoruba, Mahi, dan Gunung serta beberapa kelompok minoritas lainnya hidup berdampingan di Porto-Novo, menciptakan kota yang kaya akan keanekaragaman budaya. Hal ini tercermin dalam adat istiadat, pakaian adat, musik, tarian, dan festival-festival yang diadakan secara reguler di kota ini.
Meskipun tidak sebesar ibu kota negara lainnya, Porto-Novo memiliki daya tariknya sendiri. Kehidupan malam yang ramai, dengan restoran, bar, dan klub yang menyajikan musik dan makanan lokal, memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung. Selain itu, para penggemar alam juga dapat menikmati keindahan pantai-pantai yang terletak tidak jauh dari kota ini, seperti Ouidah dan Grand-Popo.