Ajakan Kembali Terlibat: Hadir Meski Hanya Sejenak
Sebagai solusi, Wihaji mendorong para ayah untuk mulai hadir dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan anak-anaknya. Tidak perlu waktu berjam-jam; cukup 30 menit hingga 1 jam setiap hari bisa memberikan dampak yang sangat besar. Yang penting adalah kualitas interaksi dan komunikasi emosional yang terjalin.
"Kalau ayah hanya fokus mencari uang, maka selamanya akan terasa kurang. Tapi masa depan anak jauh lebih penting," ujarnya tegas. Kehadiran ayah yang penuh kasih dan perhatian mampu menciptakan rasa aman, percaya diri, dan kestabilan emosional dalam diri anak.
Bukti Ilmiah: Keterlibatan Ayah Penting untuk Otak Anak
Berbagai penelitian mendukung pernyataan Wihaji. Studi psikologi menunjukkan bahwa kehadiran ayah dalam pengasuhan berperan besar dalam membentuk kepribadian, kecerdasan emosional, dan daya pikir anak. Anak-anak yang tumbuh tanpa figur ayah berisiko mengalami rendah diri, prestasi akademis yang buruk, serta kesulitan menjalin hubungan sosial yang sehat.
Sebuah penelitian di Inggris bahkan mengungkap bahwa anak-anak yang diasuh oleh kedua orang tuanya, termasuk ayah, tumbuh dengan kecerdasan kognitif yang lebih baik. Interaksi sehari-hari dengan ayah membantu mengembangkan kemampuan bahasa, logika, dan problem solving anak.
Tak hanya itu, studi lain juga membuktikan bahwa anak yang tidak mendapat perhatian dari ayah lebih rentan terhadap perilaku menyimpang, termasuk kenakalan remaja, kecanduan, dan gangguan emosional.
Mitos "Ayah Tidak Pandai Mengasuh" Harus Dihapuskan
Salah satu alasan mengapa banyak ayah merasa tidak perlu atau tidak mampu terlibat dalam pengasuhan adalah karena anggapan bahwa mereka tidak sebaik ibu dalam merawat anak. Ini adalah mitos yang sudah saatnya ditinggalkan. Fakta menunjukkan bahwa ketika ayah diberi ruang dan kesempatan, mereka bisa menjadi pengasuh yang luar biasa.