Keberangkatan jemaah haji yang tergabung dalam kelompok 41 embarkasi Solo tertunda karena mesin pesawat Garuda Indonesia rusak, terhitung kali kedua kerusakan yang dialami setelah kelompok terbang Makassar beberapa waktu lalu. Ini menunjukkan dampak serius yang bisa terjadi akibat masalah teknis pesawat yang mengangkut para jemaah haji. Meskipun keberangkatan akhirnya dapat dilakukan dengan pesawat pengganti, tetapi insiden ini memunculkan kekhawatiran dan kritikan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama (Kemenag).
Sebelumnya, pada tanggal 16 Juli lalu, pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut kelompok 41 embarkasi Solo mengalami kerusakan mesin saat hendak terbang dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Sikap tanggap dan profesionalitas dari pihak Garuda Indonesia kemudian diapresiasi karena telah segera menyediakan pesawat pengganti, sehingga keberangkatan jemaah haji tidak terlalu tertunda. Namun, kejadian serupa yang kembali terulang masih menyisakan pertanyaan akan kualitas dan keandalan armada pesawat yang dipergunakan.