Contohnya mainan puzzle, alat musik sederhana, atau permainan yang melibatkan gerak tubuh. Anak belajar koordinasi mata dan tangan, melatih motorik halus dan kasar, serta mengembangkan pemahaman sebab-akibat. Keterlibatan fisik ini juga penting buat perkembangan saraf dan otot anak. Ini membantu mereka menguasai tubuhnya sendiri dan berinteraksi dengan lingkungan secara lebih efektif.
Mainan yang Cocok dengan Tahap Perkembangan
Penting sekali memilih mainan yang cocok dengan tahap perkembangan anak. Mainan yang terlalu mudah bisa cepat membosankan, tapi yang terlalu sulit justru bikin frustrasi. Mainan yang ideal punya tantangan yang pas, sedikit di atas kemampuan anak saat ini, sehingga mereka tertantang tapi tetap bisa berhasil dengan sedikit usaha.
Misalnya, untuk balita, mainan sensorik seperti playdoh, building blocks ukuran besar, atau shape sorters (mainan memasukkan bentuk ke lubang yang sesuai) sangat membantu. Untuk anak yang lebih besar, bisa beralih ke puzzle yang lebih kompleks, set eksperimen sains sederhana, atau permainan papan yang melibatkan strategi. Mainan yang tumbuh bersama anak, atau yang punya tingkat kesulitan yang bisa disesuaikan, akan jauh lebih efektif dalam jangka panjang. Ini memastikan mereka terus belajar tanpa merasa terbebani.
Mainan yang Mendukung Interaksi Sosial
Belajar itu enggak cuma soal angka atau huruf, tapi juga interaksi dengan orang lain. Jadi, mainan yang mendukung interaksi sosial itu punya nilai plus. Mainan seperti boneka, set masak-masakan, mobil-mobilan, atau permainan papan sederhana mendorong anak untuk bermain peran, berbagi, bernegosiasi, dan bekerja sama.