Gurita memiliki kemampuan luar biasa untuk mengubah warna kulitnya. Ini bukan hanya sekadar trik visual, tetapi juga berfungsi untuk komunikasi dan kamuflase.
Kemampuan ini berasal dari sel-sel khusus di dalam kulitnya yang disebut kromatofora. Sel-sel ini mengandung pigmen yang dapat mengembang dan mengerut, memungkinkan gurita untuk mengubah warna dan pola kulitnya secara cepat.
Ketika gurita merasa terancam atau stres, sistem sarafnya mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan kromatofora, sehingga warna kulitnya berubah. Selain itu, perubahan warna ini juga bisa digunakan oleh gurita untuk berkomunikasi dengan gurita lainnya, terutama saat musim kawin atau saat berlangsungnya perilaku territorial Perubahan warna pada gurita sering kali terjadi sebagai respons terhadap stres. Ketika mereka merasa terancam atau dalam situasi yang tidak nyaman, warna kulitnya bisa berubah secara drastis.
Ini adalah mekanisme pertahanan alami yang membantu mereka bersembunyi dari predator. Dengan mengubah warna dan pola tubuhnya, gurita bisa lebih sulit untuk dilihat dalam lingkungan sekitar. Cobalah bayangkan gurita yang berada di perairan dengan banyak ganggang hijau; dengan mengubah warna kulitnya menjadi hijau, ia akan lebih sulit dikenali oleh predator. Selain itu, perubahan ini juga bisa menunjukkan perasaan mereka. Misalnya, jika seorang gurita merasa agresif, mereka mungkin akan mengubah warna menjadi lebih cerah dan mencolok.