Pada awal bulan Oktober 2024, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah memperingatkan akan adanya potensi gangguan dari fenomena badai Matahari yang akan terjadi. Badai ini adalah dampak dari letupan suar Matahari X9.05 yang diperkirakan akan berdampak pada gangguan di magnetosfer. Fenomena ini diprediksi akan berdampak lebih kuat daripada kejadian serupa yang terjadi tujuh tahun sebelumnya.
Menurut laporan dari Space.com, badai Matahari terkuat diperkirakan akan muncul pada 3 Oktober 2024 sekitar pukul 19.18 waktu Indonesia bagian barat. Pusat Prediksi Cuaca Antariksa (NOAA) juga sebelumnya telah merilis informasi mengenai suar R3 dengan level kekuatan yang tinggi yang diperkirakan akan terjadi pada tanggal 3 Oktober 2024 pukul 13.10 UTC.
Perkiraan yang disampaikan oleh Prakirawan dari SWPC (Space Weather Prediction Center) menyebutkan bahwa badai geomagnetik kemungkinan akan terjadi dari tanggal 4 hingga 6 Oktober karena adanya sepasang lontaran massa korona yang diperkirakan akan tiba dalam tiga hari UTC ke depan. Dampak dari badai Matahari ini juga akan menimbulkan pemadaman radio gelombang pendek di wilayah Afrika dan Eropa.