Tampang

Sekolah Rakyat: Pendidikan Fleksibel untuk Masa Depan yang Lebih Baik

27 Mar 2025 12:00 wib. 42
0 0
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah saat menghadiri acara Mudik Asyik Baca Buku 2025 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (26/03/25).(KOMPAS.com/YOVIE GIVEN NATA WIDJAJA)
Sumber foto: Kompas.com

Tampang.com | Pemerintah terus berinovasi dalam meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat, salah satunya dengan memperkenalkan Sekolah Rakyat. Program ini hadir dengan sistem kurikulum multi-entry dan multi-exit, yang memungkinkan siswa untuk memulai pendidikan kapan saja tanpa harus menunggu tahun ajaran baru.

Kurikulum Fleksibel: Belajar Tanpa Batasan Waktu

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa kurikulum yang diterapkan dalam Sekolah Rakyat akan bersifat lebih fleksibel.

"Anak-anak tidak harus masuk pada tahun ajaran yang sama. Mereka bisa masuk secara bergelombang, tidak harus bersamaan," ujarnya.

Dengan sistem ini, begitu siswa diterima, mereka akan diasramakan dan langsung bisa memulai pembelajaran tanpa harus mengikuti jadwal sekolah formal.

Kurikulum Tailor-Made: Sesuai dengan Kebutuhan Siswa

Sekolah Rakyat menggunakan kurikulum khusus yang disebut kurikulum tailor-made, yaitu kurikulum yang dirancang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.

"Sekolah ini tetap formal, tetapi dengan kurikulum tersendiri yang lebih menyesuaikan kebutuhan siswa," tambah Abdul Mu’ti.

Kurikulum ini dirancang agar siswa bisa mendapatkan pendidikan yang lebih relevan dengan kehidupan mereka, baik dalam aspek akademik maupun keterampilan praktis.

Siapa yang Akan Mengajar di Sekolah Rakyat?

Pemerintah masih membahas sumber tenaga pengajar yang akan mengajar di Sekolah Rakyat. Ada dua opsi utama yang sedang dipertimbangkan:

  1. Asisten Mengajar di Satuan Pendidikan (ASM)

  2. Lulusan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?