3. Awan Stratus
Awan stratus muncul sebagai lapisan tipis dan merata yang menutupi langit, sering kali memberikan kesan mendung. Penjelasan mengenai awan stratus adalah bahwa mereka terbentuk pada ketinggian rendah, biasanya di bawah 2.000 meter. Alasan kehadiran awan ini dapat dikaitkan dengan udara lembap yang terperangkap di dekat permukaan, yang menyebabkan pengkondensasian. Penyebab utama kehadirannya adalah ketika cuaca dingin menyusut uap air di udara menjadi awan, sering kali menghasilkan gerimis ringan atau kabut. Awan stratus ini dapat menandakan cuaca dingin dan lembap.
4. Awan Nimbostratus
Awan nimbostratus adalah jenis awan yang lebih tebal dan gelap dibandingkan dengan awan stratus, dan umumnya membawa hujan kontinu. Penjelasan tentang nimbostratus tidak terlepas dari fakta bahwa jenis ini terbentuk oleh pengumpulan uap air yang banyak dalam satu area. Alasan kehadirannya sering kali berkaitan dengan sistem cuaca yang lebih besar, seperti front dingin. Penyebabnya adalah ketika udara lembap bertemu dengan udara dingin, menyebabkan pengkondensasian dan pembentukan awan yang dapat memproduksi hujan dalam waktu yang lama.
5. Awan Cumulonimbus
Awan cumulonimbus adalah jenis awan vertikal yang sangat besar, sering kali menjadi pemicu cuaca ekstrem seperti badai petir, kilat, dan bahkan tornado. Penjelasan mengenai awan ini adalah bahwa mereka dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian lebih dari 12.000 meter, mencapai batas atmosfer. Alasan kehadirannya adalah adanya arus udara yang sangat kuat, di mana udara hangat dan lembap bergerak naik dengan cepat. Penyebabnya adalah pemanasan ekstrem di permukaan bumi yang mengakibatkan penguapan besar-besaran dan pembentukan awan yang dapat membawa hujan lebat dan potensi badai.