Tsunami adalah gelombang laut raksasa yang bisa sangat merusak, dipicu oleh pergerakan lempeng tektonik di bawah laut, letusan gunung api bawah laut, atau longsor bawah laut. Meskipun teknologi peringatan dini semakin canggih, memahami tanda-tanda alam akan tsunami adalah pengetahuan vital yang bisa menyelamatkan banyak nyawa. Di wilayah pesisir, terutama yang rawan bencana, mengenali isyarat dari alam adalah garis pertahanan pertama, memberi waktu berharga untuk mengevakuasi diri.
Gempa Bumi Kuat di Dekat Pesisir atau Laut
Tanda paling umum dan seringkali menjadi pemicu utama tsunami adalah gempa bumi kuat yang berpusat di laut atau dekat pesisir. Tidak semua gempa laut menyebabkan tsunami, tapi ada beberapa karakteristik yang perlu diwaspadai. Gempa yang berpotensi memicu tsunami biasanya memiliki kekuatan di atas magnitudo 7.0 Skala Richter, berpusat di bawah laut dengan kedalaman dangkal (kurang dari 70 kilometer), dan memiliki pergerakan vertikal pada patahan (bukan sekadar geseran horizontal).
Jika seseorang merasakan gempa kuat saat berada di area pesisir, bahkan jika itu siang hari dan cuaca cerah, kewaspadaan harus ditingkatkan. Getaran gempa yang terasa sangat kuat dan berlangsung lama, terutama jika membuat sulit berdiri, adalah sinyal penting. Segera setelah gempa seperti itu reda, tidak ada waktu untuk ragu. Prioritas utama adalah menjauh dari pantai menuju tempat yang lebih tinggi. Ini adalah respons alamiah yang paling aman, tanpa perlu menunggu pengumuman resmi.
Surutnya Air Laut yang Drastis dan Tiba-tiba
Salah satu fenomena paling mencolok dan sering salah diartikan sebelum kedatangan gelombang tsunami adalah surutnya air laut secara tiba-tiba dan drastis. Ini bukan surut air laut biasa yang terjadi secara perlahan sesuai siklus pasang surut. Surutnya air laut pra-tsunami bisa terjadi begitu cepat sehingga dasar laut yang biasanya tertutup air bisa terlihat, memperlihatkan terumbu karang, ikan, atau bahkan bangkai kapal yang sebelumnya tersembunyi.