Pramac berharap bisa mendapatkan kebebasan untuk mengganti pemasok suku cadang setelah musim 2024. Jika permintaan ini disetujui oleh Ducati, kemungkinan besar Pramac akan tetap bertahan. Namun, jika permintaan ini tidak dapat dipenuhi, Pramac akan mencari opsi lain. Di sisi lain, KTM dan Yamaha, dua pabrikan motor balap lainnya, sudah mulai menunjukkan minat mereka kepada Pramac. Kedua pabrikan motor tersebut bahkan telah melakukan diskusi intensif dengan manajemen Pramac untuk membahas kemungkinan kerjasama di masa depan.
Ancaman kehilangan dua tim satelit ini juga memunculkan pertanyaan besar terkait dengan masa depan pembalap Ducati dan Pramac. Fermin Aldeguer, pembalap baru yang direkrut oleh Ducati, juga terkena dampaknya. Jika Pramac benar-benar memutuskan untuk berpindah, maka masa depan Aldeguer akan menjadi tidak pasti, mengingat ia sebelumnya disiapkan untuk menggantikan Jorge Martin di Pramac yang kemungkinan besar akan dipromosikan ke tim pabrikan musim depan.
Melihat situasi ini, masa depan Ducati dalam balapan MotoGP menjadi semakin menarik untuk dipantau. Mereka harus segera menyelesaikan kebuntuan dengan kedua tim satelitnya dalam waktu dekat, mengingat situasi dalam dunia balap yang begitu dinamis dan kompetitif. Prospek kehadiran KTM dan Yamaha sebagai pilihan baru bagi kedua tim satelit tersebut pun menjadi ancaman serius bagi stabilitas Ducati di kancah balap MotoGP. Kedua pabrikan motor tersebut telah menunggu momentum yang tepat untuk merayu dan menawarkan kesepakatan yang menggiurkan kepada Pertamina Enduro VR46 dan Pramac Racing. Hal ini menegaskan bahwa kekhawatiran Ducati terhadap potensi pemindahan dua tim satelitnya bukanlah tanpa alasan.