Selama enam tahun terakhir, Boeing telah dihantam oleh satu masalah demi masalah, mulai dari yang memalukan hingga yang tragis. Dua kecelakaan 737 MAX yang menewaskan 346 orang menguak bahwa Boeing menipu Administrasi Penerbangan Federal selama proses sertifikasi untuk pesawat tersebut.
Sejumlah whistleblower telah bersaksi di hadapan Kongres bahwa Boeing lebih mengutamakan keuntungan daripada keselamatan dan kualitas. Hal itu terbukti pada bulan Januari ketika sebuah pintu terlepas dari sisi pesawat 737 MAX yang diterbangkan oleh Alaska Airlines, meninggalkan lubang di pesawat tak lama setelah lepas landas.
Mogok kerja oleh IAM hanyalah pukulan terbaru. Bulan lalu, perusahaan dan pimpinan serikat pekerja menyetujui kesepakatan sementara yang akan memberikan kenaikan gaji sebesar 25% kepada anggota serikat pekerja selama empat tahun masa berlaku kontrak.
Boeing dan Airbus, pada dasarnya adalah satu-satunya perusahaan yang membuat jet ukuran penuh yang dibutuhkan industri penerbangan global. Keduanya memiliki tumpukan pesanan yang berlangsung selama bertahun-tahun ke depan. Jika sebuah maskapai membatalkan pesanan jet Boeing dan memesannya ke Airbus, mereka harus menunggu hingga lima tahun untuk memulai pengiriman pesawat tersebut.