Spanyol, yang dikenal dengan filosofi permainan tiki-taka yang berfokus pada penguasaan bola dan pergerakan dinamis, telah mengalami transformasi. Meskipun Spanyol masih menguasai bola dengan baik dan punya gelandang-gelandang kelas dunia seperti Rodri dan Fabian Ruiz, namun mereka juga memperlihatkan kehandalan dalam melancarkan serangan balik. Selama Euro 2024, Spanyol memiliki rata-rata penguasaan bola sebesar 58,1%, hanya kalah dari Portugal (64,8%) dan Jerman (59,2%).
Selain itu, dalam hal akurasi operan, Spanyol juga masuk dalam peringkat teratas dengan persentase akurasi operan sebesar 90,2%, sekali lagi hanya kalah dari Jerman (91,2%) dan Portugal (90,4%).
Penting untuk dicatat bahwa Spanyol tidak hanya tampil menguasai bola, namun mereka juga memiliki elemen baru, yakni sentuhan "sepak bola jalanan". Gaya bermain Spanyol di bawah arahan Luis de la Fuente terasa lebih "direct" atau langsung, dengan mengakomodasi kecepatan dan tenaga muda dalam rupa Nico Williams serta Yamal. Hal ini membuat Spanyol menjadi lebih sulit diprediksi oleh lawan mereka.
Dribel dan tusukan-tusukan Nico Williams dan Yamal di sisi sayap memberikan percikan dalam permainan Spanyol. Williams, yang menyukai gaya dribel ala pemain-pemain Brasil seperti Ronaldinho, Neymar, dan Vinicius, berhasil menjalankan gaya bermain yang membingungkan lawan. Spanyol menjadi tim kedua yang paling banyak melakukan dribel, yaitu sebanyak 143 kali, hanya kalah dari Portugal dengan 145 dribel.