Tidak kalah menarik adalah Pratama Arhan, bek kiri yang bermain untuk PSIS Semarang. Arhan dikenal dengan kemampuan bertahannya yang solid dan sering kali membantu serangan dengan umpan-umpan silang yang akurat. Kemampuan duel satu lawan satu dan determinasi tinggi membuat Arhan dilirik oleh klub-klub dari Thailand dan Malaysia. Ia juga sempat mengikuti seleksi di klub-klub Eropa, menunjukkan ambisi besar untuk berkarir di level tertinggi.
Selanjutnya, ada Witan Sulaeman, pemain sayap yang kini berkarir di FK Senica, Slovakia. Sebelum bergabung dengan klub Slovakia tersebut, Witan telah menunjukkan potensinya bersama Garuda Select dan PSS Sleman. Witan memiliki kecepatan, dribbling yang mumpuni, serta naluri mencetak gol yang tajam. Penampilan konsistennya di Eropa membuka peluang lebih besar untuknya bergabung dengan klub-klub di liga yang lebih kompetitif, seperti Belanda atau Belgia.
Nama lain yang patut diperhitungkan adalah Ronaldo Kwateh, penyerang muda keturunan Liberia yang bermain untuk Madura United. Ronaldo dikenal dengan kekuatan fisiknya, kemampuan duel udara, dan insting mencetak gol yang tinggi. Beberapa klub dari Eropa Timur mulai menunjukkan minat untuk mengamati perkembangan Ronaldo, melihat potensinya sebagai penyerang masa depan yang bisa bersaing di liga-liga top Eropa.
Pemain-pemain muda ini tidak hanya membawa harapan bagi masa depan sepak bola Indonesia, tetapi juga menunjukkan bahwa pembinaan usia dini di klub-klub lokal semakin membuahkan hasil. Keberhasilan mereka dalam menarik perhatian klub-klub luar negeri juga menjadi bukti bahwa kualitas pemain muda Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain. Hal ini tentu saja menjadi motivasi bagi para pemain muda lainnya untuk terus bekerja keras dan mengembangkan diri.