Perdebatan mengenai bagaimana politik dan olahraga seharusnya terpisah atau bertemu terus menjadi bahasan hangat saat Olimpiade mendekat. Apakah Olimpiade seharusnya bebas dari intervensi politik, ataukah sebaliknya, harus menjadi sarana untuk mengekspresikan kekhawatiran dan aspirasi politik suatu bangsa? Pertanyaan-pertanyaan ini akan senantiasa relevan seiringan dengan berkembangnya dinamika geopolitik global dan bagaimana para atlet serta negara bereaksi terhadap isu-isu yang lebih besar dari sekadar pertandingan. Dalam konteks ini, Olimpiade tetaplah menjadi panggung yang memadukan olahraga dan politik dalam cara yang tak terduga.