Tahun 1970-an dan 1980-an adalah periode di mana teknologi Formula 1 berkembang pesat. Perubahan besar datang dalam bentuk teknologi turbocharged yang diperkenalkan oleh Renault pada tahun 1977. Mesin turbocharger memberikan dorongan daya yang signifikan dan meningkatkan kecepatan mobil secara drastis. Ini juga membawa tantangan baru dalam hal pengendalian dan keandalan, dengan beberapa tim menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan teknologi baru ini. Namun, selama periode ini, mobil balap menjadi lebih ringan dan aerodinamis, dengan penambahan sayap depan dan belakang yang memberikan downforce yang lebih baik.
Memasuki era 1990-an dan 2000-an, Formula 1 mulai mengintegrasikan teknologi yang lebih canggih dan sistem elektronik. Penambahan sistem kontrol traksi dan sistem kendali elektronik menjadi hal yang umum, memungkinkan pengemudi untuk mengelola daya dan traksi mobil dengan lebih baik. Mobil-mobil seperti Williams FW14B dan McLaren MP4/13 memanfaatkan teknologi ini, memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan. Selain itu, perhatian besar mulai diberikan pada keselamatan, dengan pengenalan fitur-fitur baru seperti crash barriers, halo device, dan sistem pelindung lainnya.
Era 2010-an hingga saat ini melihat revolusi dalam teknologi hybrid dan efisiensi bahan bakar. Pengenalan mesin turbo-hybrid V6 pada tahun 2014, seperti yang digunakan oleh tim Mercedes, Red Bull Racing, dan Ferrari, menandai perubahan besar dalam filosofi desain mobil. Mesin-mesin ini menggabungkan mesin bensin dengan unit motor listrik yang membantu mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi bahan bakar. Selain itu, sistem Energy Recovery System (ERS) memungkinkan mobil untuk mengumpulkan dan memanfaatkan energi yang terbuang, memberikan dorongan tambahan yang penting selama balapan. Desain mobil saat ini menjadi lebih kompleks dengan penggunaan material komposit ringan dan teknologi aerodinamika yang canggih.