Selain itu, jadwal pertandingan juga mengalami perubahan. Kompetisi harus disesuaikan dengan waktu yang lebih singkat untuk menyelesaikan musim yang tertunda. Akibatnya, klub-klub harus menghadapi jadwal yang padat dengan frekuensi pertandingan yang lebih sering. Situasi ini menuntut para pemain untuk menjaga kondisi fisik dan mental mereka agar tetap prima. Cedera menjadi ancaman serius karena waktu istirahat yang minim di antara pertandingan.
Pandemi juga mempengaruhi proses transfer pemain. Pembatasan perjalanan internasional dan ketidakpastian finansial membuat klub-klub lebih berhati-hati dalam merekrut pemain baru. Beberapa klub terpaksa mengandalkan pemain muda dari akademi untuk mengisi kekosongan di skuad mereka. Di sisi lain, hal ini memberikan kesempatan bagi talenta muda Indonesia untuk tampil dan menunjukkan kemampuan mereka di level tertinggi.
Tidak hanya kompetisi domestik, tim nasional Indonesia juga merasakan dampak dari pandemi. Agenda pertandingan internasional harus ditunda atau dibatalkan, sehingga persiapan tim untuk berbagai ajang bergengsi menjadi terganggu. Meskipun demikian, pandemi memberikan kesempatan bagi federasi sepak bola Indonesia untuk mengevaluasi dan merencanakan strategi baru dalam pengembangan sepak bola di masa depan.
Salah satu aspek positif dari pandemi adalah percepatan digitalisasi dalam dunia sepak bola. Dengan terbatasnya akses penonton ke stadion, siaran langsung pertandingan melalui platform digital menjadi pilihan utama bagi para penggemar. Klub-klub dan penyelenggara kompetisi berinovasi dengan menghadirkan konten-konten menarik melalui media sosial dan aplikasi streaming untuk tetap menjaga antusiasme penonton. Hal ini membuka peluang baru dalam pemasaran dan interaksi dengan penggemar di era digital.
