Pelangi api, atau dikenal juga sebagai circumhorizontal arc, merupakan salah satu fenomena langit yang begitu langka namun spektakuler. Fenomena ini terlihat seperti pelangi horizontal yang tercipta di langit, namun sebenarnya terbentuk dari kristal es di awan cirrus tinggi. Kondisi yang diperlukan untuk munculnya pelangi api meliputi posisi matahari yang sangat tinggi di langit, keberadaan awan cirrus, dan sudut pandang yang tepat dari pengamat.
Pembentukan pelangi api terjadi saat sinar matahari masuk ke dalam kristal es di awan cirrus dengan sudut yang spesifik. Kristal-kristal es ini kemudian memantulkan cahaya matahari secara spektakuler, menciptakan spektrum warna yang memukau di langit. Sebagian besar pelangi api muncul di daerah tropis atau subtropis ketika matahari berada di posisi sangat tinggi di langit, seperti di sepanjang garis khatulistiwa. Kondisi ini memungkinkan cahaya matahari untuk memantulkan warna-warna indah pada kristal es di awan cirrus, menciptakan fenomena langit yang jarang terjadi.
Meskipun namanya menyerupai api, pelangi api sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan api secara fisik. Istilah “api” pada pelangi api merujuk pada panjang gelombang cahaya yang terlihat, yang sering kali terlihat seperti api yang membara dengan intensitas warna yang luar biasa. Ketika pelangi api terlihat di langit, warnanya sangat intens dan terang, memberikan pengalaman yang memukau bagi siapa pun yang beruntung melihatnya.
Pelangi api tidak hanya terjadi pada satu titik tertentu di dunia, namun telah tercatat muncul di berbagai tempat di berbagai belahan dunia. Fenomena langka ini sering kali menjadi daya tarik utama bagi para pengamat alam dan fotografer yang berburu momen langka di langit. Beberapa tempat terbaik untuk melihat pelangi api termasuk di daerah tropis, seperti Hawaii, Amerika Tengah, dan daerah lain di sepanjang garis khatulistiwa. Di sini, pelangi api dapat terlihat dengan jelas karena posisi matahari yang lebih tinggi di langit.
