Ketiga, latihlah pernapasan perut. Banyak pelari cenderung bernapas dengan dada mereka, yang dapat mengarah pada nafsu nafas yang tidak efisien. Cobalah untuk berlatih pernapasan diafragma atau pernapasan perut. Saat bernafas, pastikan perut Anda mengembang saat menarik nafas dan menyusut saat mengeluarkannya. Latihan pernapasan ini tidak hanya membuat nafas Anda lebih dalam, tetapi juga dapat meningkatkan kapasitas oksigen yang tersedia untuk otot-otot saat berlari.
Keempat, pilihlah intensitas dan kecepatan lari yang sesuai dengan kemampuan Anda. Saat baru memulai, jangan memaksa diri untuk berlari terlalu cepat, karena hal ini bisa membuat Anda kesulitan dalam mengatur nafas. Mulailah dengan kecepatan yang nyaman dan sejalan dengan kemampuan fisik Anda. Seiring dengan bertambahnya pengalaman, secara bertahap tingkatkan kecepatan dan intensitas latihan Anda. Penting untuk menemukan keseimbangan antara kecepatan dan nafasku, karena berlari terlalu cepat dapat membuat Anda mudah lelah dan kesulitan bernapas.
Kelima, lakukan latihan dengan interval. Latihan interval melibatkan perubahan kecepatan dan intensitas saat berlari. Misalnya, Anda bisa berlari cepat selama satu menit kemudian mengurangi kecepatan selama dua menit. Metode ini tidak hanya membantu meningkatkan stamina dan kekuatan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi tubuh Anda untuk beradaptasi dengan kebutuhan oksigen yang berbeda. Saat melakukan latihan interval, Anda akan belajar bagaimana cara mengatur nafas saat berlari dalam berbagai situasi.