Farhan menambahkan bahwa seharusnya pengelolaan sampah di Pasar Gedebage dilakukan melalui berbagai metode seperti biodigester, pencacahan, dan refuse derived fuel (RDF) guna mengurangi kadar air sebelum dilakukan pengangkutan. Namun, ia menyesalkan bahwa semua sistem tersebut dalam kondisi tidak berfungsi dengan baik. "Semua mesin seperti biodigester, RDF, dan mesin pencacah sudah tidak aktif. Pengangkutan juga tidak pernah dilakukan dari bulan Desember sampai saat ini, baru pada hari ini saja ada pengangkutan untuk sampah," papar Farhan.
Iuran sampah yang dibebankan kepada pedagang di Pasar Gedebage adalah sebesar Rp5.000 per lapak. Tidak hanya itu, masyarakat sekitar yang juga membuang sampah ke area pasar turut dikenakan biaya. Farhan menghitung bahwa jika satu lapak dikenakan iuran Rp5.000 dan terdapat 700 lapak, maka total iuran yang dihimpun setiap hari mencapai Rp3.500.000. "Dalam sebulan, totalnya bisa lebih dari Rp100 juta. Meski anggaplah warga yang ikut membuang sampah di sini hanya 50 persen, tetapi itu tidak menghilangkan tanggung jawab untuk mengolah sisa sampah," tambah Farhan.