Terkait hal ini, penting untuk mengingat kembali bahwa kebebasan berekspresi seharusnya dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai etika dan kearifan lokal. Keberagaman agama dan keyakinan haruslah dihormati, dan sikap saling menghormati antar umat beragama harus senantiasa dijunjung tinggi. Dalam konteks media sosial dan dunia maya, dimensi kebebasan berekspresi perlu diimbangi dengan tanggung jawab dalam menyebarluaskan konten yang tidak melanggar norma agama dan moral.
Kasus yang menimpa Galih Loss juga mengingatkan kita akan dampak dari kepopuleran di media sosial. Sebagai seorang tiktoker dengan jutaan pengikut, setiap tindakan dan kata yang disampaikan oleh Galih Loss memiliki potensi untuk mempengaruhi opini dan sikap pengikutnya. Oleh karena itu, penting bagi para selebritas di dunia maya untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan konten dan pesan kepada publik.
Di tengah kasus ini, pihak terkait perlu melakukan pendekatan yang bijak dalam menangani kontroversi yang muncul. Proses hukum perlu berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sementara masyarakat juga perlu diberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya menghormati agama dan keyakinan sesama. Juga, para pengguna media sosial diingatkan untuk lebih selektif dalam mengonsumsi dan menyebarkan konten, serta untuk senantiasa menjaga etika dalam berinteraksi di dunia maya.